Jambi, Sitimang.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi melalui UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) melakukan proses pencatatan terhadap kesenian tradisi berupa tari piring yang berasal dari Kabupaten Tebo, Jambi.
Kepala TBJ, Eri Argawan, menjelaskan, tari piring tujuh diperkirakan sejak tahun 1800-an sudah hidup dan berkembang di desa Teluk Kayu Putih Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo. Ditambahkannya, salah satu penutur asli kesenian tradisi ini yaitu Sofia, dihadirkan TBJ agar proses pencatatan bisa dilakukan secara komprehensif, maksimal dan detail.
“TBJ berharap tari piring tujuh yang merupakan salah satu kekayaan seni tradisi Jambi, tidak punah dan dapat kita lestarikan. Selain itu, kedepan kami akan melakukan pengembangannya dan mengundang anak-anak muda agar mereka mengenali budaya mereka sendiri,” ujarnya pada Senin pagi (2/5/2022).
Sementara itu, menurut Sofia yang biasa dipanggil Nenek Putih dikarenakan beliau identik dengan tari piring tujuh dari Desa Teluk Kayu Putih. Ia mengaku sudah melihat ibunya menarikan tarian ini, bahkan neneknya pun adalah penari tari piring tujuh ini. Beliau menyatakan bahwa dirinya adalah turunan ketiga dari pewarisan tari piring tujuh dan sekarang karena faktor usia dan kesehatan, Nenek Putih menurunkan tari piring tujuh kepada
anaknya yang bernama Yusmanidar.
“Tari piring tujuh adalah sebuah tari tradisi yang sudah diwariskan melalui empat generasi. Generasi pewaris terakhir adalah Yusmanidar. Dalam pelaksanaannya tari ini menggunakan piring sebanyak tujuh yang disusun lurus berbanjar. Selanjutnya piring tersebut dijadikan alas pijakan penari dalam bergerak. Artinya piring dijadikan alas menari dan dipijak, bukan menjadi properti tari,” urai Sofia.
Lebih jauh ia menjelaskan, properti tari yang digunakan adalah kipas sebanyak 2 buah, piring disusun di atas tikar pandan. Tari piring tujuh berfungsi sebagai hiburan pada saat pesta pernikahan ataupun acara-acara adat di Desa Teluk Kayu Putih. Adapun alat musik iringannya menggunakan gendang, kelintang, gong dan nyanyian.
“Makna yang terkandung dalam tari piring tujuh berisikan pelajaran tentang kehati-hatian dalam melangkah dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari, pengaturan keseimbangan dan ketekunan serta ketenangan. Hal ini sangat tergambar jelas saat penampilan tari piring tujuh,” pungkasnya. (Gun)
Discussion about this post