Jambi, Sitimang.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi melalui UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) mendorong para koreografer dan seniman tari yang ada di Jambi untuk menampilkan tari kain kromong ke wilayah pertunjukan baik dalam bentuk tradisi, pengolahan maupun eksperimentasi.
Kepala TBJ, Eri Argawan, menerangkan, sebagai pusat laboratorium kreatifitas dan seni, TBJ memberikan ruang seluas-luasnya kepada seniman untuk memproses hingga menampilkan pertunjukan seni, khususnya berbasis tradisi. Salah satu tari tradisi yang diharapkan muncul kembali yaitu tari kain kromong.
Ia memaparkan, dalam penampilannya tari ini yang menggunakan kain tenun sebagai propertinya yang disebut dengan selendang pelangi. Keunikan tari ini adalah pada legenda yang kuat melekat tentang asal muasal tarian ini. Legenda ini terus hidup dan diyakini oleh masyarakt Mandiangin Tuo.
Menurut kegenda tersebut, tarian ini pertama kali ditarikan oleh seorang gadis cindo (cantik) setelah berhasil menenun kain. Saat menari, ia menggumamkan suara musik seperti kromong, gendang dan gong. Tari kain kromong adalah sebuah kesenian dari Kecamatan Mandi Angin, Kabupaten Sarolangun.
“Tarian ini merupakan tari tradisi yang telah berumur lebih dari 100 tahun. Bagi masyarakat daerah Mandi Angin, tepatnya di desa Mandi Angin Tuo masih berusaha untuk mempertahankan peninggalan para leluhur mereka agaar tetap dilestarikan dan dikenal dimasa yang akan datang,” katanya saat ditemui diruang kerjanya pada Rabu pagi (11/5/2022).
Secara terpisah, koreografer Jambi, Sri Purnama Syam, menguraikan, keunikan dari tari kain adalah pada legenda yang kuat melekat tentang asal muasal tari kain. legenda ini terus hidup dan diyakini oleh sebagian besar masyarakat Mandi Angin tuo. Selain itu, kekuatan dari tari ini terletak pada spiritualitas yang terkandung di dalam
tarian tersebut.
“Alhamdulillah, tarian ini juga sudah masuk sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Tujuan WBTB ini untuk menjamin dan melindungi supaya tetap lestari. Ini bisa menjadi kebanggan masyarakat setempat terhadap keunikan ragam budaya sehingga pemerintah setempat bisa terus menjaga keberadaannya,” tegasnya. (Gun)
Discussion about this post