Jakarta, Sitimang.com – Pandemi virus Corona masih terjadi hingga saat ini di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, merebak kekhawatiran masyarakat terhadap Hantavirus.
Hantavirus merupakan jenis virus penularan dari hewan yang mendadak trending di sosial media, khususnya Twitter. Banyak yang panik karenanya, mengingat pandemi virus corona COVID-19 masih belum teratasi.
Dikutip dari detik.com, dalam salah satu unggahan terkait hantavirus ada di akun @globaltimesnews, yang membagikan informasi tentang hal itu. Seorang warga Provinsi Yunnan disebut meninggal dalam perjalanan menuju Provinsi Shandong dengan bus sewaan.
Warga tersebut dikatakan positif terinfeksi hantavirus atau virus hanta. Konon, sebanyak 32 penumpang lainnya diperiksa. Tidak ada keterangan lebih lanjut tentang cerita ini.
Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hantavirus merupakan keluarga virus yang utamanya menyebar lewat tikus atau rodent. Virus ini bisa memicu berbagai penyakit pada manusia.
Beberapa penyakit yang disebabkan hantavirus adalah hantavirus pulmonary syndrome (HPS) dan haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS).
Penyakit tersebut tidak ditularkan lewat udara atau airborne, melainkan lewat kontak cairan tubuh seperti urine, feses, dan ludah tikus. Meski jarang, bisa juga menular lewat gigitan.
Apa gejala infeksi hantavirus?
Dikutip dari Firstpost, gejala awal HPS mencakup fatigue atau kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, dan gangguan pencernaan. Jika tak tertangani, bisa memicu batuk dan sesak napas.
Infeksi yang tidak tertangani juga bisa berakibat fatal. CDC menyebut, mortalitas atau angka kematiannya 38 persen.
Gejala HFRS kurang lebih sama, dan bisa menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut.
HPS tidak ditularkan dari orang ke orang, sedangkan HFRS bisa tapi sangat jarang. Pengendalian populasi tikus menjadi cara pencegahan paling utama.
Sumber: detik
Discussion about this post