Muaro Bungo, Sitimang.com – Kapolsek Pelepat, Polres Muaro Bungo, AKP Suhendri terkena luka tikaman di bagian bokong serta tujuh petugas kepolisian sempat disandera warga dan pelaku PETI sebelum akhirnya bisa berhasil dibebaskan oleh petugas gabungan.
Data yang berhasil dirangkum, kejadian ini bermula dari operasi razia Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang dilakukan petugas gabungan dari Polsek Pelepat dan Unit Tipidter Polres Bungo, pada Jumat kemarin (8/5/2020), usai menerima informasi dari masyarakat terkait adanya aktifitas PETI di Desa Batu Kerbau, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo.
Berbekal informasi ini, petugas langsung melakukan penyelidikan ke lokasi PETI dan kemudian pada hari Minggu (10/5/2020) sekitar pukul 09.00 WIB, tim dari Unit Tipidter Polres dan Polsek Pelepat memasuki area pertambangan dan menemukan sejumlah alat berat yang digunakan oleh para penambang ilegal.
Saat ditemukan, alat berat itu sudah ditinggalkan oleh operatornya lalu polisi pun melepaskan komponen alat berat tersebut agar tak bisa digunakan lagi oleh para penambang ilegal.
Petugas kepolisian kemudan berangsur meninggalkan lokasi alat berat tersebut dan berencana keluar menuju arah Polsek Pelepat dengan jarak dari lokasi tempat ditemukannya alat berat menuju Polsek Pelepat sekitar dua jam. Hal ini dikarenakan cuaca hujan serta kondisi jalan yang berlumpur.
Setibanya di Desa Belukar Panjang, tim kepolisian dihadang oleh masyarakat setempat yang berjumlah sekitar 600 orang, yang terdiri dari laki-laki maupun perempuan. Dikutip dari imcnews.id, Kepala desa (Rio) Dwi karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Suprianto, menyebutkan bahwa warga Desa Belukar Panjang menghadang polisi karena tidak terima salah satu warganya diamankan di lokasi PETI.
Saat itulah terjadi keributan antara petugas kepolisian dan masyakat desa. Situasi kemudian semakin memanas dan terjadi tindakan anarkis pengerusakan kendaraan petugas kepolisian bahkan Kapolsek Pelepat AKP Suhendri, terkena luka tusuk di bagian bokong sebelumnya akhirnya berhasil diselamatkan delapan personil untuk mengamankan diri di camp milik PT. PML (Prima Mas Lestari).
Tak hanya itu, tujuh orang dari personil gabungan Polsek Pelepat dan Polres Bungo masih dalam penguasaan masyarakat Desa Belukar Panjang.
“Usai mendapatkan informasi adanya aksi penyanderaan personil gabungan Polres Bungo dan Polsek Pelepat oleh masyarakat Desa Batu Kerbau, maka pada Minggu pukul 23.15 WIB, Kapolres Bungo, AKBP Tri Saksono Puspo Aji langsung turun memimpin evakuasi terhadap personil tersebut dan pada Senin dini hari sekitar 02.30 WIB berhasil membebaskan para sandera serta tidak ada korban dalam pembebasan ini,” ujar Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi, ketika dihubungi, Senin (11/5/2020).
Dijelaskannya, guna menjaga kekondusifan situasi, tim gabungan yang terdiri atas personil Polres Bungo, jajaran polsek, tim lidik Subdit IV Ditreskrimsus Polda Jambi dan dibantu personil dari Kodim Muaro Bungo, bergerak menuju Desa Belukar Panjang sekitar pukul 23.45 WIB.
Tim gabungan evakuasi tiba di lokasi penyanderaan pada Senin (11/5/2020) sekitar pukul 02.30 WIB dan menemukan adanya dua unit kendaraan yang digunakan oleh tim personil gabungan Polres Bungo dan Polsek Pelepat sudah dalam keadaan rusak, kaca mobil pecah dan ban rusak, akibat diamuk massa saat bentrok terjadi pada hari Minggu.
“Setelah bernegosiasi di lokasi kejadian, seluruh petugas kepolisian dilepaskan dan dalam keadaan sehat serta selamat. Kapolsek Pelepat AKP Suhendri yang sempat mengalami luka tusuk pada bagian bokong juga sudah mendapatkan penanganan kesehatan di klinik PT Prima Mas Lestari serta telah melaksanakan aktivitas seperti biasa,” kata Kuswahyudi.
Secara terpisah, Kapolres Bungo AKBP Trisaksono Puspo Aji, menegaskan, polisi telah berhasil melakukan evakuasi dan pengamanan terhadap personil yang sempat dibawah penguasaan warga.
“Kita sedang mengembalikan situasi supaya kondusif seperti sedia kala. Saat ini sudah aman. Kondisi berangsur kondusif,” tegasnya.
Discussion about this post