Oleh: Dr. Noviardi Ferzi*
Jambi, Sitimang.id – Terobosan Visioner Bank Jambi di bawah pimpinan Dr. H. Yunsak El Halcon, SH, MH selaku
Direktur Utama adalah mendukung akselerasi pemulihan ekonomi Jambi dengan digitalisasi UMKM dan Pariwisata pasca pandemi Covid-19. Salah satu strateginya pembentukan digital ekosistem melalui kolaborasi dengan UMKM dan pariwisata dapat mempertemukan antara konsumen dan produsen sehingga membuat roda perekonomian bergerak. Karena ketika perekonomian UMKM bergerak kemudian pendapatan untuk pemerintah daerahnya juga meningkat akan menjelma menjadi digital ekosistem bagi bisnis perbankan.
Sektor pariwisata dan UMKM diprediksi kembali mengalami kenaikan di 2022 usai selama dua tahun lalu diterpa pandemi Covid-19. Provinsi Jambi berpeluang menjadi pasar yang menjanjikan dalam pertumbuhan UMKM dan pariwisata pasca pandemi. Berdasarkan UMKM dan pariwisata Indonesia berkontribusi terhadap lebih dari 61,07% untuk PDB Indonesia dan telah menarik 60,4% nilai investasi.
Pasca pandemi Covid 19, UMKM dan sektor pariwisata ini harus mampu beradaptasi seceparnya pada perubahan yang terjadi di dunia bisnis. Oleh karena itu, penyiapan ekosistem dan ekonomi digital harus dilakukan secara simultan.
Melalui digitalisasi layanan Bank Jambi pangsa UMKM masih memiliki peluang untuk dikembangkan. Di Provinsi Jambi Jambi misalnya ada 120 ribu UMKM dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang makin besar, di semua sektor usaha. Meski Bank Jambi porsi kredit terbesar adalah kredit konsumer. Tapi perlu juga melakukan ekspansi kredit produktif, hal ini sebenarnya tak memberatkan, karena semua segmen kredit Bank Jambi tumbuh, dari kredit komersial hingga kredit UMKM. Bank Jambi harus punya target berapa ribu UMKM terhubung ke platform digital hingga akhir tahun 2024.
Hal bertujuan agar produk UMKM Jambi dapat terhubung dan memenuhi kebutuhan di e-commerce. Meski Bank Jambi sebenarnya telah cukup teruji memiliki expertise untuk menekuni sektor UMKM. Dalam hal ini perlu pemetaan untuk pengembangan Bank Jambi. Targetnya ada 120 ribu UMKM yang memiliki potensi seiring penguatan transaksi layanan digital, mempersiapkan infrastruktur digital, mempermudah UMKM dalam akses
keuangan prudential banking dalam scoring system yang akan dibangun oleh FDS dan AWS.
Oleh karena itu, setelah memiliki daya dukung yang optimal terhadap ekspansi kredit ke UMKM, Bank Jambi
perlu mengelola kesiapan sumber daya manusianya. Setiap bank sebenarnya telah memiliki kompetensi dan expertise-nya sendiri-sendiri. Seperti halnya bank-bank berskala besar yang berfokus pada sektor korporasi memiliki kompetensi pada sektor tersebut, demikian pula dengan bank yang berfokus menggarap sektor UMKM.
Melakukan switching ke segmen pasar yang tidak dikuasainya membutuhkan upaya yang tidak mudah, sehingga kita banyak melihat bank yang gagal mencoba memasuki segmentasi pasar yang baru. Demi mendukung akselerasi ini, Bank Jambi perlu menyiapkan infrastruktur-infrastruktur yang mumpuni untuk para pelaku UMKM
dan nasabah. Di antaranya, infrastruktur digital yang menghadirkan fitur-fitur menarik bagi nasabah harus yang diciptakan dan dikembangkan serta dikolaborasikan, platform layanan yang perlu dikembangkan adalah DIGI omnichannel, e-Wallet, Poin of Sales, Bank Jambi Poin yang siap memanjakan UMKM dan nasabah. Bahkan kini dikembangkan e-Pays E-Commerce dan Payment System.
Layanan tersebut seluruhnya diperuntukkan bagi para pelaku UMKM agar bisa lebih proaktif saat melakukan bisnis disertai dengan data bisnis yang terekam. UMKM membutuhkan pembayarannya lancar dan terdata. Dan apabila datanya sudah ada, maka akan jauh lebih mudah dan nyaman.
Berbagai upaya akselerasi untuk sektor UMKM dan pariwisata perlu, telah, sedang, dan akan terus dilakukan Bank Jambi, di antaranya melalui UMKM digital on boarding, program adopsi teknologi digital 4.0 bagi UMKM, serta ekosistem digital sektor pariwisata.
* Pengamat Perbankan
Discussion about this post