Jambi, Sitimang.id – UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) memfasilitasi pertunjukan teater dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Aek Ngalir dari Universitas Batanghari, yang berlangsung pada Selasa malam (29/3/2022) di gedung arena, Taman Budaya Jambi dengan judul ‘Arus Tangisan Batanghari’.
Kepala TBJ, Eri Argawan, menuturkan, pihaknya memfasilitasi dan mendukung pertunjukan ini karena memiliki konsep pertunjukan yang sarat dengan kritik sosial. Menurutnya, pementasan tersebut merupakan bentuk aksi ataupun protes melalui seni karena menjadi menjadi keresahan Bersama bahwa sungai Batanghari yang menjadi urat nadi peradaban masyarakat Jambi sudah semakin rusak dan tidak terawat.
“Pertunjukan teater dari UKM Aek Ngalir merupakan kritik sosial dalam bentuk pengkaryaan seni di Jambi pada khususnya seni pertunjukan teater. Mengingat begitu minimnya aktivis teater kampus , diharapkan ini menjadi pecut keras bagi teater-teater kampus yang berada di Jambi untuk eksis kembali membawa karya-karya terbaik mereka kepermukaan,” ujarnya ditemui Jumat pagi (1/4/2022).
Secara terpisah, sutradaa pertunjukan, Reza Fahlevi, menjelaskan, pentas yang bertajuk Arus Tangisan Batanghari ini mengandung ironi mengingat pembahasan eksistensi Sungai Batanghari yang tak ada habisnya untuk dikuras ceritanya.
UKM Aek Ngalir membangun citra mereka dalam pementasan ini dengan membawa isu pencemaran sungai Batanghari. Upaya yang mereka lakukan adalah mengedepankan rasa kepedulian terhadap sungai tersebut, membawa isu ini kedalam pementasan agar kita terbawa dengan orasi mereka untuk berhenti mencemarkan sungai, dan ikut mengorasikan agar membuka mata penguasa sadar bahwa air di sungai Batanghari dalam kondisi buruk berkepanjangan tanpa ada penanganan serius dari pemerintah.
Memasuki pergelaran, usaha pengambaran patut diapreasiasi karena mungkin proses latihan yang begitu serius, dan konsep-konsep yang sudah disepakati begitu riweh untuk menjadi sebuah pergelaran itu sah untuk diberi ke penonton banyak. Memang pada praktiknya pada saat pergelaran terjadi sedikit banyak sesuatu tak begitu tertonjol pada sebagian maksud yang ingin disampaikan sutradara. (Gun)
Discussion about this post