Jambi, Sitimang.id – UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) yang berada dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi mengajak seniman tari untuk mempelajari tarian anggut.
Kepala TBJ, Eri Argawan, menjelaskan, tari anggut merupakan tarian tradisi yang mulai masuk ke Kota Seberang tahun 1930-an yang diciptakan oleh H. Burhanudin, seseorang pribumi yang berasal dari Kelurahan Tengah Kota Seberang. Tarian ini tercipta karena terinspirasi dengan musik yang dibawa oleh pedagang Arab yang berdagang ke Jambi melalui jalur sungai Batang Hari.
“Beliau mengkombinasikan gerak tari anggut dengan musik beraliran Arab menjadi suatu seni pertunjukan yang khas budaya melayu Jambi. Gerak tari anggut didominasi oleh silat melayu Jambi dan diiringi dengan musik hadrah yang berisikan syair-syair islami,” katanya pada Jumat pagi (29/4/2022).
Dalam penampilannya, tari anggut dibawakan oleh penari laki-laki, bukan perempuan. Hal ini dikarenakan adanya larangan bagi para perempuan di Kota Seberang untuk menari di depan orang banyak. Sebab terkait dengan syariat Islam yang dijunjung tinggi masyarakat Kota Seberang.
Eri menyebut bahwa tari anggut saat ini sudah berkembang luas di daerah Kota Seberang Jambi. Tari ini biasanya dibawakan oleh sekelompok penari putra yang berjumlah 10 – 20 orang dengan usia rata-rata di bawah 13 tahun. Biasanya tari anggut ditampilkan pada saat arak-arakan pengantin pria, memasuki rumah mempelai wanita, acara khitanan atau sunatan dan penyambutan kehormatan.
“TBJ mengajak para seniman tari untuk melakukan pengolahan, eksperimentasi terhadap tari anggut. Tujuannya, agar tarian tradisi ini tidak kehilangan pewarisnya serta lebih dikenal masyarakat umum. Saat ini, pewarisnya sudah generasi ketiga sebagai pewaris tari anggut yaitu A. Bunjani, kemudian dikembangkan oleh Rawiyan melalui sanggar Riyadussolihin,” pungkasnya. (Gun)
Discussion about this post