Jambi, Sitimang.com – Secara tekstual, sejarah dapat diartikan sebagai kejadian, legenda dan peristiwa yang terjadi pada masa lampau serta berkaitan dengan penemuan, koleksi atau organisasi.
Merujuk dari hal tersebut, Teater Selembayung yang berasal dari Provinsi Riau ingatkan penontong mengenai pentingnya menghargai serta memahami sejarah melalui pertunjukan “situs”, yang ditampilkan pada Sabtu malam (3/7) di Teater Arena – Taman Budaya Jambi
Fadly, sutradara Teater Selembayung, menjelaskan, “situs” sebelumnya telah dipentaskan pada Pasar Tari Kontemporer (Pastakom) akhir 2016 silam di Riau dan pada KABA Festival pada tahun 2017 di Kota Padang.
“Untuk pertunjukan kali ini, kami menggunakan bahasa tubuh. Karya ini berusaha memadumadankan dengan senirupa. Karya ini juga menghadirkan air serta tempayan (kendi besar) sebagai wadah eksplorasi para aktor di atas panggung,” urai Fadly usai pertunjukan.
Dipaparkannya, pertunjukan “situs” mencoba mendedahkan simbol atas pemikiran tentang keberadaan manusia yang notabenenya sumber utama cerita, kisah, dan peristiwa, baik secara individual maupun komumal. Pagelaran “situs” mengajak penonton untuk memahami sejarah meskipun situs dianggap sebagai benda mati yang tak bergerak alias diam, namun Meski secara tersirat, memiliki kekuatan dan gelombang sebagai puncak dari sebuah peradaban.
“Gerak yang diolah juga hasil pengamatan tubuh tradisi peradaban purba tersebut yang dikawinkan dengan tubuh-tubuh urban atau masyarakat modern yang serba cepat dan kasak-kusuk. Karya ini juga terinspirasi dari peradaban empat sungai besar di Riau, mulai dari sungai Kampar, Rokan, Kuantan/Indragiri dan Siak,” katanya.
Studi modern sejarah telah meluas dan menjadi studi topikal tematik dalam pergulatan teater. Sejarah juga dapat menggunakan narasi untuk menganalisis urutan peristiwa masa lalu serta mampu memberikan “pandangan” pada permasalahan masa lalu untuk kepentingan futurustik masyarakat. (Gun)
Discussion about this post