Sragen, Sitimang.com – Cara yang dilakukan oleh Pemkab Sragen dalam menghadapi warga yang ngeyel dan enggan dikarantina selama masa corona cukup unik sekaligus efektif.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat menerima laporan dari Camat Plupuh terkait adanya dua warga atau pemudik yang menjalani karantina mandiri namun membandel tetap keluar rumah untuk keperluan yang tidak penting.
Mendengarkan laporan tersebut, Yuni dikabarkan langsung meminta camat agar menyiapkan rumah kosong untuk mengkarantina kedua warga. Bahkan, dia berseloroh, jika perlu rumah tersebut ada hantunya.
“Saya cuma berseloroh terkait rumah hantu tersebut. Itu sebenarnya karena aku kesel dengan warga yang ngeyel. Kok jadi serius,” ujar Yuni melalui pesan WhatsApp, seperti yang dilansir dari merdeka.com.
Yuni menyampaikan, dalam kesempatan kunjungan kerja, ia menanyakan kesiapan satgas kepada Ketua RT.
“Saya tanya bagaimana di sini, apakah sudah jalan satgasnya? Apakah ada kendala dengan pelaku perjalanan yang datang ke desa, mereka mau karantina mandiri atau tidak? Terus dijawab mau, tapi ada yang ngeyel, masih masa karantina terus keluar rumah beli rokok di pasar,” kata Yuni.
Atas jawaban tersebut, Yuni minta warga yang ngeyel diberikan teguran. Agar disampaikan juga bahwa pemudik tersebut sudah melanggar komitmen kesepakatan bersedia karantina mandiri. Untuk itu, Yuni minta agar karantina dimulai hari pertama lagi.
“Terus RT tanya kalau masih ngeyel ibu bagaimana? Aku jawab cari rumah kosong, masukkan ke sana, kunci dari luar. Rumah yang banyak hantunya, semua desa pasti punya,” selorohnya.
Warga pun mengaku siap atas permintaan bupati itu. Yuni juga meminta agar memberikan makan warga yang dikarantina itu, 3 kali sehari.
“Nah hari ini Desa Jabung lapor. Ada yang ngeyel 2 orang, dan dimasukkan rumah kosong. Saya jawab, ‘sip, pastikan rumah kosong yang ada hantunya,” pungkas Yuni.
Ia menambahkan, Pemkab Sragen memang tidak melarang pemudik yang akan pulang. Namun ia menegaskan jika pemudik tersebut harus menaati aturan dengan melakukan karantina mandiri.
Sumber: merdeka
Discussion about this post