Jambi, Sitimang.com – Panggung teater arena-Taman Budaya Jambi pada Jum’at malam (2/7) mendadak dikejutkan dengan raungan gitar yang membuka pertunjukan “sebutir kepala seekor kucing” yang dibawakan Teater AiR.
Sepuluh orang aktor riuh bercerita tentang sidang para penyair karena ada peristiwa pembongkaran kuburan penyair besar yang kadung dimitoskan. Pembongkaran ini terjadi disebabkan akan dikuburny mayat seorang anggota keluarga kepala desa.
Pertunjukan yang disutradarai EM Yogiswara ini mengalir naratif dengan lompatan dialog yang renyah serta sesekali ditingkahi dengan improvivasi dialog yang kekinian yang bertujuan untuk mendekati diri kepada penonton. Hasilnya, berkali-kali suasan riuh penuh tawa muncul dari penonton saat menyaksikan pertunjukan yang diadaptasi dari cerpen karya Ahmadun Yosi Herfanda.
“Kami mencoba menghadirkan akulturasi budaya dalam pertunjukan ini. Selain itu, kami mengajak masyarakat untuk kembali bersikap kritis dan tidak apatis. Apa jadinya bila berfikir tanpa kepala,” ujar EM Yogiswara.
Jurnalis senior ini juga menerangkan, pementasan berdurasi sekitar 30 menit itu sebenarnya menggabungkan dua gagasan. Pertama tentang tradisi rembuk seniman serta tentang pengaruh racun ‘teknologi’ yang menjalar hingga ke anak sekolah.
Cerpen sebutir kepala dan seekor kucing merupakan karya sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda yang menggunakan pndekatan stilistika serta memiliki karakter seperti, repetisi, personifikasi, maupun sinonim kata. (Gun)
Discussion about this post