Jambi, Sitimang.com – Proyek penataan kawasan Danau Sipin yang dianggarkan Dirjen Cipta Karya pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jambi menuai kisruh dan kecaman dari warga, khususnya masyarakat Seberang Kota Jambi.
Pasalnya, banyak kuburan tua di lokasi tersebut yang langsung ditimbun secara langsung dan diduga tanpa ada proses sosialisasi serta minta izin dari para ahli waris. Alhasil, tindakan ini memicu kemarahan warga masyarakat.
“Di lokasi tersebut sedikitnya ada 60 makam tua yang sudah ada sejak puluhan hingga ratusan tahun. Artinya, daerah ini merupakan cagar budaya yang seharusnya dilindungi. Banyak ahli waris yang tidak tahu-menahu soal proyek ini. Tidak ada tahapan sosialisasi dari pemerintah terkait kegiatan ini,” papar Jamhuri, warga Seberang yang juga dikenal vokal ini.
Parahnya lagi, menurut Jamhuri, terdapat WC umum yang berdiri diatas kuburan yang dibangun oleh pemerintah. Pria berjenggot ini juga menilai bahwa ada indikasi perencanaan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini menyebabkan kerugian ke berbagai pihak, mulai dari para ahli waris, rekanan hingga turut merugikan pemerintah.
“Sebaiknya proyek ini dihentikan dulu untuk sementara hingga ada kejelasan baik soal status lahan hingga adanya keikhlasan dari masyarakat selaku ahli waris,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jambi hingga berita ini ditayangkan belum memberikan respons terkait persoalan ini.
Untuk diketahui, proyek yang diurus Balai Prasaran Permukiman Wilayah Jambi ini dianggarkan pasca kunjungan dan peninjauan Menteri PUPR ke kawasan Danau Sipin. Penataan kawasan Danau Sipin diharapkan mampu menjadi salah satu icon alias daya tarik wisata dan pengembangan olahraga air khususnya olahraga dayung.
Proyek penataan kawasan Danau Sipin ini akan membangun sejumlah fasilitas di lokasi seluas 13,079 m2 dengan luas taman yang direncanakan 11,880 m2 serta ditunjang dengan pembuatan sejumlah bangunan dengan luas 1,199 m2. (Gun)
Discussion about this post