Istiqomah adalah cara kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk terus menjadi lebih baik dan ada di jalanNya, serta tidak mudah goyah meskipun ujian datang menghampirinya tapi tetap teguh dalam keputusan tersebut.
Berada dalam jalan yang lurus dan tidak mudah berpaling ke sebelah kiri maupun kanan.sehingga ini mencakup semua bentuk keta’atan kepada Allah SWT, memiliki keyakinan yang kuat, baik lahir maupun batin dan meninggalkan semua bentuk larangannya.
Orang-orang yang mengatakan tuhan kita adalah Allah, Malaikat selalu mengawasi mereka, takut dan bersedih dan menyebar ke syurga yang telah dijanjikan.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Syurga yang telah di janjikan Allah kepadamu.” (Q.S.Fushilat : 30).
Menurut Tafsir Aitsar, yang dimaksud istiqomah ialah mereka yang betul-betul yakin dengan kebenaran Islam, dengan tidak menukarnya dengan kepercaya’an lain, serta tetap konsisten menjalankan ibadah dan menjauhi kemungkaran, maka malaikat akan turun kepadanya dua kali.
Pertama, ketika hendak menghembuskan nafas terakhir.
Kedua, ketika bangkit dari kubur menuju Akhirat. “Malaikat itu berkata, kami akan temani kamu, hingga berakhir ke Syurga, seperti yang telah dijanjikan Allah.” (jilid 4 :57).
Diperkuat oleh hadis, seorang sahabat bertanya: “Ya Rasul tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam, dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun.”
Nabi menjawab, “Katakanlah Aku telah berfirman kepada Allah, kemudian istiqomah (konsisten menjalankan perintah,dan menjauhi larangan).” (HR. Tirmidzi).
Apa itu hijrah?
Kata hijrah berasal dari kata Arab yang berarti berpisah, pindah dari satu negeri ke negeri lain. Istilah hijrah biasa dipakai dalam Islam dengan pengertian meninggalkan suatu negeri yang tidak begitu aman menuju negeri lain yang lebih aman demi keselamatan dan menjalankan agama.
Raqib al-Isfahani, pakar leksiografi Al-Quran berpendapat bahwa sebagai istilah kata hijrah biasanya mengacu pada tiga pengertian,yaitu:
- Meninggalkan negeri yang berpenduduk kafir menuju negeri yang berpenduduk muslim, seperti hjrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah.
- Meninggalkan syahwat, akhlak yang buruk dan dosa-dosa menuju kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Mujahadah an-nafs atau menundukan hawa nafsu untuk mencapai kemanusiaan yang hakiki.
Ketika seorang hamba telah merasakan dalam dirinya rasa putus asa dari bergantungnya dia kepada makhluk karena ternyata makhluk lemah seperti dirinya, saat itulah dia akan menemukan tempat bersandar yang sesungguhnya dengan dia mengenal Allah SWT. Maka setelah itu hatinya akan selalu menghadapkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala dalam semua keadaannya. Baik susah maupun senang.
Ketika sudah demikian, maka seorang hamba tidak akan berpaling kepada selain Allah SWT. Hatinya aka selalu menuju kepada Allah SWT. Maka inilah tingkatan penghambaan diri yang sejati ketika mau berhijrah. Dan ketika seseorang mau meninggalkan sesuatu karena takut akan kemurkaan Allah. Dia mencari sebab-sebab keridhaan Allah. Itulah hijrah yang hakiki.
Hijrah seringkali hanya diartikan dalam perubahan penampilan,suka berdakwah dan berusaha dalam menampilkan yang terbaik. Tapi benarkah pengertian hijrah sebatas itu? Ada dan banyak hal yang seringkali dianggap sepele dan akhirnya menjadi kebiasaan tapi justru meninggalkan dosa. Adapun berdakwah itu harus dimulai dari diri sendiri.
Hijrahpun bukan hanya penampilan yang berbeda tapi tertatanya hati menjadi takut hanya kepada Allah meskipun hanya sendirian.karena yang perlu berubah bukan hanya kata tapi perilaku karena semua orang bisa bicara.
Jadi istiqomah dalam hijrah ini bisa di artikan bahwasannya menetapnya seseorang dalam hal kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT, tidak mudah goyah serta tidak mudah terpengaruh oleh adanya gangguan-gangguan apapun. Tetap teguh terhadap adanya hal tersebut. Dan ada dalam KeridhaanNya.
Allah SWT berfirman, “Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Aku cintai.dan hambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya”. Inilah hadist sahih yang di sebut dengan hadis kudsi diriwayatkan oleh Imam Bukhari.” (Al-majmu’Al fatwa,10:433): Setiap langkah adalah awal dimana akan terus berproses dan belajar untuk lebih baik.
Discussion about this post