Jambi, Sitimang.id – Sarasehan seni tradisi yang dilaksanakan di Taman Budaya Jambi pada tanggal 16 – 17 Maret 2022 di teater arena Taman Budaya Jambi dengan tema upacara adat sebagai sumber penciptaan karya seni, telah usai pada Kamis sore tadi (17/3/2022) dan menghasilkan tiga poin penting.
Pertama, pengolahan seni berbasis upacara adat dilakukan dengan melalui tahapan pengkajian yang menghasilkan konsep, ide dan gagasan. Kedua, pengkajian karya seni yang berbasis upacara adat merujuk pada a. teks (struktur upacara (sastra, gerak, bunyi, rupa, alur), b. konteks (tujuan, fungsi, waktu dan peristiwa dll) serta c. koteks (material upacara (sesajian, warna, ornamen dll).
Ketiga, pengolahan dan eksperimentasi seni berbasis akar budaya (upacara adat) dilakukan untuk memproses dan mengolah menjadi karya seni yang dapat dipertanggungjawabkan oleh seniman/kreator.
“Ketiga poin penting merupakan rumusan yang didapat selama sarasehan berdasarkan masukan, saran serta kritik dari para peserta sarasehan yang notabenenya para seniman dan perwakilan sanggar-sanggar seni yang ada,” kata Drs Jafar Rasuh selaku salah satu narasumber sarasehan.
Secara terpisah, Kepala TBJ, Eri Argawan, turut menyampaikan bahwa para seniman berharap agar Taman Budaya Jambi kedepan memiliki bank data budaya yang dapat dimanfaatkan atau menjadi rujukan bagi seniman dalam proses pengolahan dan eksperimentasi.
“Semua masukan, saran dan gagasan dari para peserta merupakan amunisi bagi TBJ untuk berkerja lebih lagi. Disisi lain, ini menjadi bahan evaluasi untuk berbagai program kedepan,” tegasnya menutup obrolan. (Gun)
Discussion about this post