Yogyakarta, Sitimang.com – Hingga Jumat sore (27/3), status Gunung Merapi masih berstatus waspada meskipun telah beberapa kali erupsi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan alasan kenapa tidak ada peningkatan status Merapi. Menurutnya potensi bahaya Merapi masih di radius 3 km yang mana di kawasan tersebut tidak ada pemukiman penduduk.
“Belum ada (kenaikan status). Jadi untuk status kami informasikan kembali untuk saat ini (kriteria) normal. Waspada, siaga dan awas itu berdasarkan adanya ancaman bahaya terhadap penduduk,” kata Hanik, Jumat (27/3), seperti yang dikutip dari kumparan.com.
“Sampai saat ini ancaman itu masih ada di radius 3 km sementara penduduk tidak ada yang (bermukim) lebih pendek atau kurang dari 3 km. Artinya status belum kami naikkan,” imbuhnya.
Hanik menjelaskan saat ini volume kubah lava Merapi 291.000 meter kubik Jika terjadi awan panas volume tersebut masih pada radius 3 km dari puncak. Sehingga rekomendasi masih sama agar 3 km dari puncak Merapi tidak ada aktivitas.
Begitu pula untuk potensi banjir lahar. Apabila terjadi hujan di puncak Merapi kemudian terjadi turunnya lahar dari puncak material yang terlontar masih sedikit, material tidak akan menimbulkan lahar besar atau banjir yang mengancam penduduk.
“Potensi lahar pun juga masih ada di dalam hulu Kali Gendol masih di dalam alur Kali Gendol. Potensi lahar pun juga belum bahaya lahar sampai mengancam ke penduduk,” ujarnya.
Sumber: kumparan
Discussion about this post