Lampung, Sitimang.id – Kelompok seni DianArza Arts Laboratory (DAAL) akan menghadirkan kritik alam tentang kerusakan hutan dan alam yang disajikan dalam.bentuk karya yang bertajuk ‘Tanah Keramat Telah Kiamat’ serta ditampilkan dalam even Serawung Seni Sakral 2023.
Koreografer, Dian Anggraini, menerangkan, karya ini akan dibawakan dengan konsep danceteater serta mencoba melakukan pembacaan terhadap kerusakan hutan, pembabatan pohon serta kehancuran lingkungan.
“Kondisi kompleks lingkungan ini akan disajikan melalui konsepsi ritualistik seni yang bersifat ritus, sakral sekaligus profan,” ujar Dian.
Ditambahkannya, even Serawung Seni Sakral 2023 akan digelar pada Sabtu (7/01/23), di Desa Triharjo, Kabupaten Lampung Selatan.
Ia mengharapkan karya ‘Tanah Keramat Telah Kiamat’ mampu menggugah perasaan para penonton untuk lebih memperhatikan kondisi hutan dan lingkungan serta menjadi sebuah kesadaran yang bersifat kolektif.
“Karya ini berdurasi sekitar dua puluh menit dan akan dimainkan oleh empat orang penari. Rencananya karya ini akan berkolaborasi dengan maestro tari Indonesia, Elly Luthan,” paparnya.
Saat disinggung soal proses persiapan, alumnus ISBI Bandung ini menyebut bahwa secara konsepsi karya ini didiskusikan selama empat bulan dan dilakukan pengolahan karya tari sekitar satu bulan.
“Semoga karya ‘Tanah Keramat Telah Kiamat’ tidak sebatas menjadi karya seni dan lebih dari itu dapat memberi manfaat sehingga fungsi kesenian sebagai medium kritik sosial dapat terwujud,” tandasnya menutup obrolan. (Ril)
Discussion about this post