Jambi, Sitimang.com – Agenda field trip atau studi lapangan yang akan dilaksanakan SMA Negeri 1 Kota Jambi menuai polemik dan protes dari orang tua dan wali murid.
Pasalnya, kegiatan field trip yang menurut jadwal akan diselenggarakan pada Rabu ini (11/3) diduga ada pemaksaan serta disinyalir pihak sekolah terkesan tidak mau bertanggung jawab apabila ada persoalan selama kegiatan.
Dari dokumen surat pernyataan orang tua peserta field trip yang dimiliki Sitimang.com, orang tua siswa ‘dipaksa’ untuk bersedia memberikan izin kepada siswa dalam kegiatan ini. Tak hanya itu itu, orang tua ‘dipaksa’ bersedia menanggung segala resiko yang terjadi. Parahnya lagi, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka orang tua tidak akan menuntut pihak sekolah.
Menurut salah seorang wali murid yang enggan disebutkan identitasnya, bentuk lain pemaksaannya yaitu adanya catatan yang tertera pada undangan rapat orang tua / wali murid yang menyebutkan bahwa orang tua dan wali murid menyetujui kegiatan dan jadwal keberangkatan meskipun tidak hadir pada rapat tersebut.
“Ya ini kami lihat suatu paksaan, bagi yang tidak hadir dianggap menyetujui. Padahal kami tidak hadir karena kami tidak setuju kegiatan itu dilakukan dalam waktu dekat karena merebaknya virus Corona. Kan sudah jelas tidak disarankan pergi ketempat keramaian saat ini,” ujarnya.
Selain itu, orang tua siswa juga mempersoalkan terkait adanya potongan uang pembatalan keberangkatan sebesar 50% dari total Rp. 4.200.000. Menurutnya, hal ini melanggar aturan awal yang hanya dipotong maksimal Rp. 800.000 jika batal berangkat.
“Ya ini kami pertanyakan. Memang kabarnya ada potongan 50% dari total uang pendaftaran. Padahal sebelumnya bukan segitu,” katanya.
Secara terpisah, salah seorang pengurus komite sekolah SMAN 1 Jambi membenarkan semua keluhan tersebut dan pihaknya pun telah melayangkan surat serta menyarankan agar kegiatan field trip ditunda sementara waktu.
“Kami sudah terima semua laporan itu dari wali murid. Kami juga telah melayangkan surat ke pihak sekolah untuk ditindak lanjuti,” jelasnya pada wartawan.
Sementara itu, ketua panitia field trip Catur Wijayanto, enggan berkomentar lebih jauh.
“Itu bukan wewenang saya untuk menjawab. Silahkan tanya ke pimpinan sekolah,” kata Catur, pada Senin (09/03) via ponsel.
Discussion about this post