JAMBI, Sitimang.com – Tari Bedeti yang merupakan tarian ritus tradisional masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) diambang kepunahan karena nyaris tidak ada lagi penutur dan pewaris yang mampu memainkan serta menuturkannya.
Menyikapi hal ini, Teater Tonggak berkerjasama dengan Pundi Sumatera akan menggelar pertunjukan Tari Bedeti pada Minggu malam ini (14/7) di panggung arena, Taman Budaya Jambi.
Raja Rizky Maylando, sutradara pagelaran menjelaskan, Tarian Bedeti merupakan tarian ritual Suku Anak Dalam (SAD) dari Desa Pelepat, Kabupaten Muaro Bungo.
Diuraikannya, Bedeti merupakan gerak dan tuturan yang berisi doa kepada Sang Pencipta yang dipimpin oleh seorang dukun atau tetua yang berdiri paling depan memimpin prosesi Tari Bederi.
“Dalam konteks filsafat agama, Bedeti merupakan bentuk kesadaran total manusia terhadap kebesaran Tuhan. Manusia sadar bahwa segala hal yang dilakukan harus mendapatkan ridho-Nya agar terhindar dari bala marabahaya,” ujarnya.
Raja yang menambahkan, Tarian Bedeti akan dimainkan oleh sembilan anggota Teater Tonggak yang telah berproses latihan lebih dari satu bulan.
Secara terpisah, Sekretaris Teater Tonggak, Hendri Nursal, memaparkan, pertunjukan Tari Bedeti merupakan hasil pengolahan Teater Tonggak melakukan riset secara langsung sejak Maret 2019 kepada Nurbaiti (81) atau yang biasa disapa Mak Nur.
“Penelitian ini bekerjasama dengan Pundi Sumatera dan didukung TBJ UPTD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan guna mempertahankan eksistensi Tari Bedeti yang hampir punah dan Teater Tonggak memiliki kewajinan untuk menjaga, melestarikan serta mensosialisasikannya,” kata Nursal.
Diakhir obrolan Nursal juga memberikan apresiasi tertinggi kepada Mak Nur yang telah meluangkan waktu untuk mengajari dan mewarisi Tarian Bedeti kepada anak muda yang tergabung di Teater Tonggak. (Gun)
Discussion about this post