Jambi, Sitimang.id – Bengkel musik UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) mengolah dan menggarap musik kromong sekaligus coba untuk dieksperimentasi secara kekaryaan menjadi bentuk baru dengan usaha menggabungkannya dengan beberapa alat musik lainnya.
Kepala TBJ, Eri Argawan, menuturkan, musik kromong merupakan kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di Desa Mandiangin Tuo, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Ia menyebut bahwa belum ada informasi yang pasti untuk menentukan awal keberadaan kesenian ini.
“Menurut masyarakat setempat, kesenian ini merupakan kesenian yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Kromong adalah sejenis alat musik kolintang perunggu, namun jenis perunggu yang digunakan kolintang tersebut ternyata berasal dari Thailand, bukan dari Jawa. Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa adanya hubungan antara Jambi dan Kerajaan Siam. Musik Kromong tumbuh dan berkembang di Desa Mandiangin Tuo, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi,” jelasnya pada Selasa (10/5/20220.
Dijelaskannya, bagi masyarakat Desa Mandiangin, musik kromong difungsikan sebagai media komunikasi. Komunikasi yang dihadirkan dari musik kromong berguna untuk mengumpulkan orang pada saat upacara-upacara adat, seperti; perkawinan dan khitanan, melalui permainan irama yang dihasilkan dari tiga buah alat musik, yaitu: Kromong, Gendang Panjang dan Gong.
Musik Kromong merupakan salah satu aset budaya Melayu Jambi yang menunjukkan keselarasan kehidupan masyarakat desa Mandiangin khususnya. Saat ini Musik Kromong terancam kepunahan, tergeser dari perkembangan zaman yang selalu menghimpit kesenian mereka. Hal ini ditandai dengan kurangnya aktivitas pertunjukan kesenian musik kromong di daerah tersebut pada saat sekarang. Hal ini harus menjadi perhatian khusus oleh pihak-pihak terkait.
“TBJ melalukan pengolahan, eksperimentasi, penggarapan hingga perekaman agar selain melakukan proses pendokumentasian juga sebagai wahana penciptaan karya seni baru dengan cara menggabungkannya dengan beberapa alat musik lainnya, seperti: Akordion, Biola, Beduk, Gendang Redab dan Rebana. Penggarapan yang dilakukan tidak menghilangkan unsur khas dari kesenian tersebut, seperti; Melodi Kromong dan Pukulan Gendang Panjang,” bebernya mengakhiri wawancara. (Gun)
Discussion about this post