SITIMANG.ID, JAMBI –
Gubernur Al Haris ikut menanggapi mengenai dua kali kejadian kecelakaan kerja meledaknya pipa dan tangki gas milik PetroChina di Tanjab Barat dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Kata Al Haris, dirinya menerima laporan bahwa PetroChina memperkerjakan pegawainya sampai pukul 01.30 dini hari.
“Saya dapat laporannya begitu, bahwa PetroChina ini memperkerjakan orang sampi pukul Setengah 2 malam,” katanya kepada Wartawan pada Jumat, 13 Januari 2023.
Ditegaskan Gubernur, bahwa dari keterangan yang disampaikan Pemkab Tanjab Barat, Sub Kontraktor yang digunakan PetroChina kurang baik.
“Sub Kontraktornya dapat dikatakan kurang baik, saya juga menunggu Pak Wamenaker karena infonya beliau mau ke Jambi untuk meninjau langsung ke PetroChina,” tambahnya.
Al Haris berharap, semua perusahaan yang ada di Jambi baik PMA dan PMN lebih terbuka kepada Pemerintah Daerah.
“Baik itu mengenai ketenagakerjaan, perizinan dan lainnya karena hal itu penting untuk mereka patuhi,” tutupnya.
Standby Statement SKK MIGAS-KKKS PetroChina International Jabung LTD. PetroChina menyampaikan perkembangan kasus kecelakaan kerja di area NEB#9 di Betara yang terjadi pada minggu (18/12), terutama yang berkaitan dengan jam kerja.
Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berada dibawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas, PetroChina mengoperasikan Wilayah Kerja Jabung di Provinsi Jambi selama 24 jam dengan para pekerja lapangan sebagai tulang punggung kegiatan ini.
Produksi minyak dan gas yang berlangsung sepanjang waktu tentu membutuhkan pengawasan dan pengelolaan selama 24 jam. Seluruh pekerja lapangan di Wilayah Kerja jabung beerja sesuai Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi nomor 4 tahun 2014 tentang waktu kerja dan waktu istirahat pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Petrochina memastikan delapan pekerja yang terlibat kecelakaan kerja di area NEB#9 di Betara, Tanjung Jabung Barat, Jambi, pada Minggu (18/12) pukul 01.45 WIB sedang dalam periode tugas (standby) sesuai dengan jadwal. Kecelakaan kerja di area NEB#9 terjadi pada saat para pekerja telah selesai melakukan perbaikan kebocoran pipa gas yang menghubungkan sumur West Betara dengan Betara Gas Plant (BGP). Kebocoran harus segera ditangani jam berapapun demi menjaga keamanan di sekitar area mencegah kemungkinan production loss (kehilangan produksi).
Dari delapan pekerja yang terluka, enam diantaranya dievakuasi ke Jakarta sejak senin (19/12) untuk menerima perawatan intensif. Dua pekerja, Kastalani dan Randi Afrianto, meninggal dunia setelah dirawat selama beberapa hari di Jakarta. Kondisi pekerja lain yang dirawat di rumah sakit yang sama berangsur membaik. Dua orang pekerja lainnya dirawat di rumah sakit di Jambi dan saat ini telah diizinkan melanjutkan perwatan jalan.
Sampai dengan saat ini, investigasi internal mengenai kecelakaan kerja di area NEB#9 masih berlangsung.(*)
Discussion about this post