Jambi, Sitimang.id – Sebanyak sepuluh orang seniman muda Indonesia ditunjuk oleh dewan kurator Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek RI untuk mengikuti workshop keproduseran seni pertunjukan Indonesia.
Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Fitra Arda, dalam rilis resmi menyampaikan bahwa workshop keproduseran seni pertunjukan Indonesia akan berlangsung selama sepekan, dari tanggal 19 – 24 Juli 2023 di Provinsi DI Yogyakarta. Melalui program ini, pemerintah berharap agar kesepuluh produser seni pertunjukan dapat memperkuat jejaring komunikasi, bertukar wawasan dan pengalaman praktik sesuai konteks lokal masing- masing secara mendalam, dan bersama-sama membangun pemahaman mengenai lingkup kerja keproduseran seni pertunjukan Indonesia.
“Program ini merupakan salah satu rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang bertemakan ‘Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan’. Sedangkan puncak acaranya nanti akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 20 hingga 29 Oktober 2023,” katanya seperti didalam rilis tertanggal 14 Juli 2023.
Kesepuluh produser muda seni pertunjukan Indonesia yang ditunjuk yaitu Agus Wiratama dari Mulawali Institute dan Bali Performing Art Meeting, Dara Hanafi seorang produser independen, Dian Anggraini, founder DianArza Arts Laboratory, Eka Putra Nggalu, pegiat Komunitas Kahe, Nia Agustina, inisiator Paradance Festival, Ratna Odata, praktisi di Orasis Art Space, Sekar Handayani, yang berasal dari Katalis Kolektif, Tamimi Rutjita, aktivis seni Kelompok Pojok, Iam Murda, seniman dari Freedom Squad serta Chris Kevin, musisi dari komunitas Teman Musicals.
Dihubungi secara terpisah pada Selasa sore (18/07/2023), founder DianArza Arts Laboratory (DAAL), Dian Anggraini, mengaku sangat mengapresiasi penunjukan dewan kurator Pekan Kebudayaan Nasional. Ia menuturkan, kerja dan praktik keproduseran selama ini bagian vital dalam proses kreatif dunia seni pertunjukan meskipun memang kerap tidak terbaca jelas urgensi perannya.
“Melalui workshop ini, kami akan memperdalam pengetahuan tentang manajerial seni pertunjukan, memperkuat sinergitas antar produser sekaligus melakukan pembacaan terhadap tantangan dan peluang dalam praktik keproduseran. Oleh karenanya, workshop ini menjadi vital dalam upaya peningkatan kompetensi dan kualitas seni pertunjukan Indonesia yang akan datang,” beber dosen Universitas Terbuka ini menutup wawancara. (Gun)
Discussion about this post