Jambi, Sitimang.id – UPTD Taman Budaya Jambi (TBJ) mengadakan kegiatan pencatatan sejarah tradisi kompangan yang diperkirakan sudah ada sekitar tahun 1930-an dengan gaya khas Jambi dan mulai mucul di Kelurahan Tengah Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi.
Eri Argawan sebagai Kepala TBJ menerangkan, kompangan adalah seni pertunjukan untuk sebutan beberapa orang yang memainkan alat musik rebana. Lagu-lagu yang dilantunkan adalah syair-syair islami. Awal penamaan untuk pertunjukan kesenian ini adalah kesenian rebana, kemudian berubah istilah menjadi Kompangan.
“Cara memainkan pertunjukan seni ini adalah dengan menggunakan alat musik rebana yang dipukul dengan pola tertentu serta dimainkan oleh 8 hingga 20 orang laki-laki,” katanya Selasa pagi (26/4/2022).
Ia juga menyebutkan bahwa kompangan mulai diaktifkan oleh sanggar Riyadusholihin yang berkedudukan di Kampung Tengah dan dikoordinir oleh bapak Rawiyan. Hampir setiap malam minggu anak-anak muda berkumpul untuk bermain Kompangan, hingga pada akhirnya Kompangan berkembang pesat dan memegang peranan penting dalam kegiatan upacara adat di Jambi.
“Upaya pencatan tradisi kompangan ini dilakukan TBJ agar tradisi ini terus hidup dan berkembang di Provinsi Jambi. TBJ tidak ingin sejarah kompangan tidak diketahui generasi muda mengingat begitu pentingnya keberadaan kompangan pada saat upacara sehingga kesenian tradisi ini digemari dan disukai bahkan oleh anak-anak, bahkan sudah menjadi sumber penggarapan dalam musik kreasi,” pungkasnya. (Gun)
Discussion about this post