Jambi, Sitimang.com – Lebih dari satu dekade, lagu-lagu daerah Jambi yang fokus menceritakan ketokohan, budaya, kearifan lokal, seni budaya dan wisata di Jambi tidak dirilis lagi dalam album lagu.
Sekitar tahun 2008 hingga 2009, lagu yang menceritakan hal tersebut terakhir dirilis di era piringan kaset CD maupun DVD bahkan jika miliki Handphone hanya bisa kirim-kiriman lagu via Bluetooth. Namun, lagu-lagu daerah Jambi yang dirilis saat itu masih dinikmati oleh kalangan tertentu, khususnya masyarakat Jambi yang berada di dusun-dusun dan perkampungan di pinggiran sungai Batanghari.
Tahun ini, akhirnya Taman Budaya Jambi (TBJ) merilis Album Lagu Daerah Jambi 2020 dengan 10 lagu daerah.
“Lagu-lagu tersebut menceritakan ketokohan, seni budaya, wisata dan kearifan lokal masyarakat Jambi,” kata Kepala Taman Budaya Jambi, Didin Sirojudin, Kamis (27/08).
Adapun judul 10 lagu daerah Jambi yang di rilis tahun 2020 ini yaitu:
1. Tudung Lingkup
2. Datuk Darah Putih
3. Senandung Nelayan Pengabuan
4. Pantun Seloko
5. Gentala Arasy
6. Patuah Bundo
7. Patuah Negeri.
8. Nantik Betunang
9. Arakan Sahur
10. Tanah Melayu Jambi.
Lagu-lagu tersebut diciptakan para pekerja seni di provinsi Jambi, seperti Putri Asri, Alex AR, Pebriana Wulandari, Kiki Gunawan, Andi Gomez, Aswandi, Hengki Setiawan dan Yusrizal Burhan.
Tujuan dari rilisnya Album Lagu Daerah Jambi 2020 ini untuk menambah Khazanah Pembendaharaan lagu daerah dan upaya TBJ dalam mempromosikan Jambi kepada masyarakat luas hingga nasional.
Dari 2019 hingga rilis di 2020, Album Lagu Daerah Jambi ini memakan waktu yang panjang. Didin Sirojudin menjelaskan berawal dari kegiatan lokakarya seni musik 2019. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan lomba cipta lagu daerah. Setelah dilaksanakan lomba, di seleksi Lima lagu daerah terbaik, hingga terakhir di tahun 2020 ini dilakukan rekaman dan pengambilan gambar untuk video klip Album Lagu Daerah Jambi tahun 2020.
Di tengah Pendemi Covid-19, dalam proses rekaman dan pengambilan gambar untuk video klip, harus mengikuti protokol Kesehatan. Meskipun dalam situasi Pendemi Covid-19, semua proses hingga rilis berjalan hingga selesai.
“Yang menarik dari proses pembuatan album ini yaitu harus dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, sehingga seluruh proses pembuatan album harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti rekaman yang harus di panggil satu satu,” jelas Didin Sirojudin.
Didin Sirojuddin berharap masyarakat mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalam lagu agar bermanfaat bagi para pendengar ataupun masyarakat.
“Harapannya lagu-lagu daerah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat, karena di dalam lagu lagu tersebut terkandung nilai nilai dalam kehidupan,” pungkasnya.
Terkait lagu daerah Jambi yang rilis di tahun 2010 hingga 2019, salah satu pencipta lagu daerah Jambi, Andi Gomes memandang kalau lagu Jambi banyak yang dirilis. Namun, hanya kebutuhan komersil.
“Kalau untuk lagu Jambi itu banyak yang di rilis, tapi lebih kepada komersil. Untuk lagu yang menceritakan kearifan lokal, budaya dan wisata ini terakhir di rilis sekitar tahun 2009 dengan penyanyi Ike Nurjanah,” kata Andi Gomez.
Discussion about this post