Palembang, Sitimang.id -Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kerja Sama (KKKS) terus berupaya agar kehadirannya di suatu wilayah kerja juga turut meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat setempat. Hal yang sama juga diterapkan pada wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) yang merupakan bagian dari industri migas, sekaligus menyimpan potensi komoditas pertanian yang jika dikembangkan dengan tepat, akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Rudi Satwiko, menegaskan SKK Migas senantiasa melakukan program pengembangan masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas dan pendampingan usaha untuk meningkatkan daya saing, berdasarkan potensi dan karakteristik yang dimiliki daerah tertentu.
“SKK Migas terus berkomitmen agar kehadiran di sektor hulu migas nasional terus meningkatkan nilai tambah bagi daerah. Industri hulu migas dapat menggerakkan sektor industri lain – baik UMKM maupun koperasi – dan menciptakan nilai tambah dan penerimaan negara yang lebih besar. Munculnya industri lain dan meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) tak lepas dari peran aktif SKK Migas dalam menjembatani KKKS dan industri jasa penunjang,” tegas Rudi.
Dia menjelaskan, SKK Migas berhasil meningkatkan realiasi TKDN di bidang barang dan jasa di industri hulu migas sebesar 63 persen pada Mei 2022, meskipun pemerintah hanya menetapkan target 57 persen pada 2022. Nilai perkiraan pengadaan barang/jasa sebesar US$5.200 juta atau setara dengan Rp75 triliun, jika komitmen TKDN 2022 bisa direalisasikan maka diperkirakan sekitar Rp45 triliun pengadaan barang/jasa akan dinikmati oleh industri nasional.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peran industri penunjang nasional dalam kancah sektor hulu minyak dan gas, SKK Migas dan KKKS kembali memfasilitasi pertemuan para pemangku kepentingan (stakeholder) industri hulu migas di area operasi Sumbagsel. Pertemuan ini merupakan bagian dari Pra Kegiatan Forum Kapasitas Nasional 2022 yang diselenggarakan di lima kota, yaitu Surabaya, Batam, Sorong, Balikpapan dan Palembang, yang masing-masing mewakili area operasi Jawa, Bali, Nusa Tenggara (Jabanusa); Sumatra Bagian Utara (Sumbagut); Papua dan Maluku (Pamalu), Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) dan Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel).
Pada acara Pra Kegiatan Forum Kapasitas Nasional di wilayah Sumbagsel ini turut hadir Gubernur Sumatra Selatan yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan S. A. Supriono. Ia mengatakan industri hulu migas di Sumsel telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian masyarakat daerah. Salah satunya melalui program pembinaan yang dilakukan SKK Migas dan KKKS terhadap komoditas pertanian yang selama ini belum tergarap dengan tepat, seperti kopi dan karet.
Indonesia dikaruniai sumber daya alam dan Sumsel pun didaulat sebagai salah satu daerah lumbung energi, melalui acara ini Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sangat berterimakasih kepada SKK Migas dan KKKS, atas segala kontribusi yang telah diberikan dari kegiatan industri hulu migas, salah satunya adalah pembinaan UMKM kerajinan yang menyesuaikan dengan karakterisitik kebutuhan di daerah, UMKM agar mengajarkan bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dalam memproduksikan sesuatu yang dapat memberikannya nafkah yang lebih baik yang juga akan menuju peningkatan produksi dalam negeri, dengan mengutamakan mutu dan fungsi.
“Program pembinaan sangat membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam membangun daerah, sehingga untuk memajukan masyakat sekitar kami dan mengentaskan kemiskinan menjadi harapan atas hadirnya industri hulu migas dengan multiplier effect-nya yang juga memberikan kesempatan transfer of knowledge, kami berharap kawan-kawan yang berkecimpung di industri hulu migas dapat memperhatikan kearifan lokal dan dapat beroperasi berdampingan memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan masyarakat sekitar,” ungkap Supriono.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Anggono Mahendrawan mengatakan SKK Migas dan KKKS terus mencari peluang-peluang pelatihan dan pembinaan agar semakin banyak lapangan kerja yang tercipta. SKK Migas dan KKKS juga terus berupaya menciptakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM, memfasilitasi lahirnya tenaga kerja yang handal, pengusaha baru, yang dapat memfasilitasi pertumbuhan dunia usaha dan dunia industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kapabilitas daerah.
Dalam melakukan hal tersebut, SKK Migas dan KKKS sangat memperhatikan kearifan lokal dan keunikan yang ada di masing-masing daerah. Programnya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing, yang sejalan pula dengan RJPMD yang ada di setiap daerah.
“Di Sumbagsel penitikberatannya pada pengelolaan komoditas pertanian, tanpa meninggalkan pilar-pilar lainnya seperti kesehatan, peternakan, ketenagakerjaan. Kami memimpikan lahirnya lapangan-lapangan pekerjaan yang baru dari adanya kemitraan antara lokal dengan KKKS” katanya.
Program nyata yang dilakukan SKK Migas dan KKKS di Sumbagsel, menurut Anggono, antara lain adalah dengan pembinaan yang dilakukan KKKS Medco terhadap petani karet di 15 desa yang berada di Sumsel untuk mengelola kebun karet secara organik. Pembenahan dilakukan dari hulu hingga hilir. Selain itu juga ada program pembinaan kopi, di wilayah Sumatera Selatan industri hulu migas berhasil membesarkan kopi selangit melalui KKKS Pertamina Hulu Rokan Zona 4 sebagaimana di wilayah Jambi juga berhasil mengembangkan varian kopi liberika melalui KKKS PetroChina Jabung Ltd. yang nyatanya juga berhasil dikembangkan menjadi wilayah ekowisata.
KKKS wilayah Sumbagsel menunjukkan keberhasilan program pendampingannya melalui pameran UMKM yang juga dikunjungi oleh seluruh peserta forum kapasitas nasional, pendampingan UMKM ini diyakini turut melahirkan SDM unggul yang dapat menjalankan program program unggulan yang dapat menjadi pengerak roda perekonomian di wilayah tersebut, serta dapat pula menjadi mitra penunjang bagi industri hulu migas di daerah.
Sementara itu Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, mengatakan dalam forum tersebut SKK Migas menyampaikan kebijakan dan regulasi-regulasi terbaru yang berhubungan dengan aktivitas usaha industri hulu migas.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mempertemukan para pelaku industri hulu migas dan industri penunjangnya sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang terkait pengadaan barang dan jasa hulu migas ataupun pengembangan potensi-potensi masyarakat yang belum digarap maupun perlu ditingkatkan lagi. Kami berharap forum ini juga dapat mendorong peningkatan TKDN dan juga menyerap tenaga kerja di wilayah operasi migas lebih banyak lagi,” katanya.
SKK Migas terus berupaya mendekatkan para pelaku usaha daerah untuk ambil bagian sebagai penunjang industri hulu migas, sekaligus mendorong peningkatkan kemampuan dan kapasitas para pelaku usaha di daerah untuk terlibat lebih jauh di aktivitas industri hulu migas, “Di hari ini juga kita tandatangani MoU antara pelaku usaha dalam negeri dengan salah satu KKKS di wilayah sumbagsel” imbuh Erwin. Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel menegaskan “Hal ini merupakan hal yang menggembirakan dimana semangat peningkatan TKDN ini juga menjadi momen yang baik untuk memperkenalkan pelaku-pelaku usaha lokal dengan para KKKS sehingga dapat meningkatkan produk dalam negeri menjadi produk-produk kebanggaan yang unggul, dan hal itu pula akan menjadi program rutin bagi SKK Migas dan KKKS khususnya di wilayah Sumbagsel untuk mengupayakan agar program pengembangan masyarakat” tutup Anggono. (Ril)
Discussion about this post