Kota Jambi, Sitimang.com – Teater Tonggak Jambi, hadirkan kegundahan juga kegelisahan seorang wartawan atas serakahnya kekuasaan yang pada akhirnya mengesampingkan lingkungan, dalam panggung bertajuk Tak (Tik) Senja Menjemput, di gedung Teater Arena Taman Budaya Jambi, 16-17 November 2019.
Tak (Tik) Senja Menjemput, ialah pergelaran teater yang disajikan dengan kata-kata puitis, simbol-simbol gerak serta makna tersirat, tetapi cukup mudah dicerna bagi semua umur.
“Karya ini lahir dari perjalanan saya selaku wartawan, menelusuri berbagai sisi kehidupan, tetapi tidak mungkin saya sampaikan kepada khalayak secara verbal. Sehingga dikemaslah dalam bentuk pergelaran dengan simbol dan makna tersirat, secara umum saya mengkritik diri kita semua tentang kesadaran terhadap lingkungan dan bumi. Insyaallah bisa dicerna semua umur,” Terang Hendry Nursal, Pemilik karya dan sutradara pergelaran (Rabu, 6/11/2019)
“Bagi saya, wartawan itu bukanlah seseorang yang latah, menyampaikan semua informasi kepada masyarakat tanpa menyadari ada efek-efek fatal secara jangka panjang, juga jangka pendek. Bukan berarti lantas saya menyembunyikan atau menghilangkan sebagian informasi,? tetapi lebih pada menempatkan diri dalam dua posisi. Wartawan bagi saya dapat menenangkan situasi, tanpa harus menghilangkan fakta, saya pribadi merasa menjadi dosa besar, saat tulisan saya dapat menimbulkan gejolak besar. Kalaulah menyimpan aib juga termasuk dosa saya selaku wartawan, minimal niat baik lebih dulu menjadi pondasi,” Tambah Hendry.
Hendry membeberkan proses karya tercipta bukanlah dalam waktu yang singkat, perjalanan sejak tahun 2010 hingga 2018 bagaimana bentuk kegelisahan dan rasa amarahnya atas perlakuan tidak ramah lingkungan.
“Lingkungan disini memiliki arti yang luas, lingkungan alam, lingkungan masyarakat, lingkungan kerja dan lainnya menyatu di Tak (Tik) Senja Menjemput, terkadang manusia lupa dan mencoba melupakan bahwa akhirnya semua akan binasa. Tetapi mengapa begitu tamak terhadap alam, bahkan terhadap sesama manusia hanya karena nafsu. Kita semua berdosa terhadap lingkungan, hanya saja sejauh mana kita menyadari kesalahan dan berusaha berbuat agar tidak mengulangi hal yang sama,” Ujar Hendry.
Ketika disinggung apakah menyindir penguasa terkini di Tak (Tik) Senja Menjemput,? “Tidak, karena bukan pada strata sosial tertentu namun untuk kita semua,” Pungkas Hendry, yang juga turut menjadi aktor dalam pergelaran.
Sempat menjadi perbincangan karena adanya video dan pemberitaan tentang Hendry, selaku wartawan dicari-cari karena berita, namun itu hanyalah fiktif belaka untuk menarik penasaran penonton “itu hanya semacam gimik, boleh dikatakan fiktif belaka untuk menarik minat penonton dan rasa penasaran. Jika penasaran, ayoo nonton,” Ajak Hendry, sambil tertawa.
Menarik untuk disaksikan, dipergelarkan Pukul 16.00 wib dan 20.00 wib (16 November) lalu Pukul: 20.00 wib (17 November) dengan harga tiket masuk Rp 20 ribu bagi pelajar/mahasiswa dan Rp 30 ribu bagi umum. (Ist)
Discussion about this post