Jambi, Sitimang.id – Edi Dharma, kartunis kebanggan Jambi ini lahir di Jambi 21 Februari 1982 merupakan satu dari tiga seniman Jambi yang meraih anugerah maestro dari Taman Budaya Jambi.
Eri Argawan selaku Kepala TBJ menyebut, terpilihnya Edi Dharma bersama dua orang lainnya sudah melakukan proses seleksi yang sangat ketat, fair dan berdasarkan banyak pertimbangan dan masukan dari para sesepuh kesenian Jambi serta dewan kurator.
“Insya Allah, siapapun yang menerima anugerah ini dapat dipertanggungjawabkan TBJ. Secara pribadi saya juga menilai bahwa Edi Dharma merupakan sosok pekerja keras dan seniman ulet yang sudah mengharumkan nama Jambi diberbagai kancah,” ujar Eri saat dikonfirmasi Kamis pagi (6/1/2022)
Lalu seperti kisah hidup Edi Dharma? Kartunis Jambi ini hidup serba seadanya membuat mimpinya menjadi tidak mudah. Untuk membeli komik, Edi harus berjualan empek-empek dan roti namun dari komik yang dia beli itu, Edi belajar kartun secara otodidak.
Pada periode 1991-2001, dia menjajakan karyanya dan dimuat di Sriwijaya Post, Jambi Post dan Mediator. Kerja secara profesional di Mediator sebagai illustrator cerita rakyat, Edi kemudian dilirik koran pertama dan terbesar di Jambi, yakni Jambi Independent pada 2003-2005. Lalu dia meniti karir di TVRI Jambi sampai hari ini sebagai kartunis freelance, editorial kartun sepekan.
Selain itu, Edi mengajar menggambar dan mewarnai di sekolah Stellamaris, Jambi. Edi juga mengisi program Mari Menggambar di TVRI Jambi seperti Tino Sidin pada masanya. Berkarya dalam dua masa, Orde Baru dan Reformasi, menurut Edi, ada banyak perbedaan. Edi memandang masa Orde Baru dapat melahirkan karya-karya kartun yang tajam dan berani dalam mengkritik persoalan, meskipun ada pembatasan. Wajah kartun menjadi penuh emosi dan opini. Sebaliknya, kritik yang kuat dan akurat justru disebut hoaks.
“Terkadang kartunis dituduh melakukan pencemaran nama baik dan dianggap melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Karya saya pernah dilaporkan ke polisi. Kala itu, saya mengkritik kepala daerah yang tersandung kasus korupsi,” kisahnya pada Jumat sore (7/1/2022).
Untuk menjaga kewarasan, Edi mulai merubah caranya berkarya. Bermain aman. Kritiknya lebih kepada layanan publik dan bukan tokoh politik, diwarnai humor dan satire yang tinggi.
“Penguasa itu mau menang sendiri. Tidak mau memahami seni. Karya kartun yang berisi nasihat, justru dipahami sebagai ejekan dan hinaan,” kata Edi.
Keliling dunia Lelaki yang kini berusia 38 tahun ini tidak pernah bermimpi ke luar negeri. Namun, jalan kartun membawanya melipir ke Negeri Jiran Malaysia, kemudian Siprus dan Turki. Apabila tidak ada pandemi, Edi tentunya sudah menjejakkan kakinya ke Benua Biru. Sebab Edi didapuk Grand Prix atau juara utama di Kroasia. Tidak hanya di Kroasia, dia juga seharusnya pergi ke Rumania. Dia sudah bertekad akan keliling Eropa. Lalu mengelilingi dunia, bertemu teman-teman kartunis. Sesungguhnya Edi tidak menguasai bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Kendati demikian, dia tetap berteman dengan banyak kartunis dari Amerika, Perancis, India, Afrika, Australia, China, Korea dan lain-lainnya.
“Kuncinya cuma satu, memanfaatkan teknologi dan selalu memberi hadiah karikatur wajah. Bahasa gambar adalah bahasa universal. Kita pun bisa saling berkomunikasi dan memahami budaya masing-masing,” imbuhnya.
Edi menorehkan cukup banyak prestasi. Edi juara tiga International Cartoon Exibition 2019 di Malaysia; juara dua International Olive Oil Contest 2019, Cyprus, Turkey; dan Grand Prix International Zagreb Car Cartoon Exhibit, 2019, Croatia. Kemudian juara satu International Rhubarb Cartoons Contest 2020, Romania; dan Top Ten International Cartoon Competition and Exhibition 2020, Malaysia.
Termasuk dua karyanya yang diikutkan dalam pameran Human Rights in ASEAN – The Cartoonist Perspective di Malaysia secara virtual lewat craftora.com hingga 31 Juli 2021. Masing-masing berjudul Mistake dan Tembak. Prestasi yang dicatatkannya, membuat Provinsi Jambi dikenal lebih luas di kancah internasional. Deretan prestasi yang sudah dikoleksinya, baik ditingkat nasional maupun internasional. Juara 2 Kompetisi kartun LPS Ayo Menabung Semarang (2020), Juara 2 Festunesia ‘Anti Hoax’ PAKARTI (2020), Juara 3 Terpilih international cartoon contest Balai Kartun Rossem (BKR) Kelantan Malaysia (2018), Winner of 2rd Place Olive Oil Zaytin Festival Kyrenia – Cyprus (2019), Winner of 1rd First International Rhubarb Cartoon Contest, Transylvania – Romania (2020).
Sementara itu, pemerhati Humor dan kurator seni kartun, Darminto M Sudarmo menyebut Edi Dharma, kartunis pejuang kemanusiaan. Ada benarnya. Pasalnya sepak terjang Edi Dharma selama ini sudah ia buktikan dalam setumpuk karya-karya kartunya yang nyaris mengangkat tema-tema kemanusiaan dan sosial. (Gun)
Discussion about this post