Jakarta, Sitimang.com – Sebanyak 831 orang anak dari usia 0 sampai 14 tahun di Indonesia tertular covid-19. Hal ini disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Menanggapi hal ini, KPAI meminta pemerintah mempertimbangkan secara serius terkait rencana membuka kembali sekolah di tengah pandemik corona. Hal ini dikarenakan, apabila tidak ada perencanaan yang matang atau langkah tersebut salah, maka bukan tidak mungkin sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran voris corona.
“Penularan virus yang mewabah itu terjadi melalui kontak dari orangtua ataupun keluarga terdekat,” ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti dalam siaran tertulis, Sabtu lalu (23/5/2020), seperti yang dilansir dari idntimes.
Retno menerangkan, sebanyak 831 anak pada usia 0 sampai 14 tahun tertular covid-19. Hal ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menunjukkan 4 persen kasus yang terkonfirmasi positif covid-19 di Indonesia dialami kelompok usia 0 sampai 14 tahun.
“Itu berarti ada 831 anak pada usia tersebut yang tertular covid-19 dari akumulasi total kasus per 22 Mei 2020 yang mencapai 20.796 orang,” katanya.
Tak hanya itu, sebanyak 129 anak meninggal setelah terpapar corona. Hal ini diketahui dari pendataan yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahwa terdapat 129 anak meninggal dengan status PDP dan 14 anak meninggal dengan status terkonfirmasi positif. Jumlah tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lain, apalagi ada bayi berusia 1 bulan yang tertular covid-19 dari orangtuanya.
“IDAI mencatat saat ini PDP anak di Indonesia dengan berbagai penyakit jumlahnya hampir 3.400 kasus. Dari jumlah tersebut 584 diantara positif covid-19. Anak-anak yang tertular covid-19 tersebut, menunjukkan bukti bahwa rumor covid tidak menyerang anak-anak atau ringan pada anak-anak adalah tidak benar,” tegasnya.
Dirinya meminta agar Kemendikbud dan Kemenag harus mau belajar dari negara lain yang sudah mulai turun kasusnya bahkan zero kasus.
“Sekolah malah menjadi klaster baru, di beberapa negara di Eropa seperti Finlandia, Prancis dan Inggris yang memiliki sistem kesehatan yang baik dan membuka sekolah juga dengan persiapan yang matang dan protokol kesehatan yang ketat ternyata juga tidak aman dan malah menimbulkan klaster baru di lingkungan sekolah karena beberapa siswa dan guru tertular covid-19 hanya dalam hitungan minggu,” katanya.
Untuk itu, KPAI mendorong pemerintah dan gugus tugas covid-19 melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan para pakar Epidemiologi, jika tetap memaksa membuka sekolah pada tahun ajaran baru 2020/2021, tepatnya Juli 2020 nanti.
“IDAI sebagai ahli harus didengar dan dipergunakan rekomendasinya terkait rencana Kemdikbud dan beberapa Dinas Pendidikan Daerah membuka sekolah kembali,” tegasnya.
Sumber: idntimes
Discussion about this post