Jakarta, Sitimang.com – Penggunaan masker sangat penting saat merebaknya virus corona 2019 atau COVID-19 sebab jenis virus ini memang bisa menyerang seseorang setelah terkena droplets atau percikan air liur.
Sayangnya, penjualan masker kini mulai dipermainkan oleh beberapa perusahaan, terutama dengan menipisnya stok masker bedah dan tak sedikit yang mulai membuat produk palsu. Tentunya, masker ini menjadi tidak berguna dalam melindungi diri.
“Kalau masker palsu, dia tidak menjadi filter molekul. Itu sama saja kita hanya menahan udara. Seharusnya kan fungsi aslinya menahan molekul yang berterbangan di sekitar sehingga tidak tertular penyakit,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, Moh. Adib Khumaidi, dalam media briefing di Jakarta pada Sabtu, 29 Februari 2020, seperti yang dikutip dari tempo.co
Agar tetap aman dan terhindar dari masker tiruan, Adib pun mengimbau agar membeli masker dengan dua warna berbeda. Misalnya biru dan putih atau hijau dan putih.
“Jadi, yang ada warna hijau depannya dan yang dalamnya warna putih itu menunjukan ada lapisan penyaring untuk molekul besar seperti virus dan bakteri. Kalau bisa yang beda warna seperti ini,” ungkapnya.
Secara fisik, seseorang juga bisa melihat bentuk masker dengan detail. Apabila masker tersebut tipis, sangat mungkin palsu. Sedangkan masker asli akan terasa tebal lantaran memiliki tiga lapisan. Lapisan luar bertugas untuk mencegah percikan masuk ke masker, tengah untuk filtrasi, dan dalam untuk absorbsi.
“Biasanya yang tengah ini tidak ada di masker bedah palsu,” jelasnya.
Ada saran bagi yang tak ingin sulit memperhatikan masker. Menurut Adib, sebaiknya langsung membeli di apotek atau swalayan.
“Kalau bisa masuk ke dua toko itu, artinya mereka pasti legal dan terstandarisasi. Jadi, sebaiknya beli di sana kalau mau simpel,” tuturnya. (***)
Sumber:tempo.co
Discussion about this post