Jakarta, Sitimang.com – Aplikasi TikTok kini sedang sangat digemari, bukan hanya orang dewasa tapi juga anak-anak. Video yang dibuat dalam hitungan detik, dengan alunan musik yang seru memang bikin banyak orang ketagihan.
Penggunanya juga bisa langsung merespons video yang sedang hits dan berinteraksi dengan akun TikTok lain. Sekilas, aplikasi ini tampak aman, tapi faktanya tak demikian.
Dikutip dari dream.co.id, berdasarkan aturan di aplikasi, batas minimal usia pengguna aplikasi ini adalah 13 tahun. Theresa Desuyo, pakar keamanan digital, mengungkap orangtua harus tetap melakukan pengawasan.
“Video TikTok dapat menjadi inspirasi bagi yang melihat, tapi jika dirasa gerakannya dinilai buruk, maka bakal muncul banyak komentar negatif, hingga bullying online. Tentunya ini sangat tidak sehat bagi mental remaja,” ujar Desuyo, seperti dikutip dari PopSugar.
Akun Dibuat Privat
TikTok juga bisa jadi modus para predator atau pedofilia untuk mengincar anak-anak. Mereka bisa membuat akun seakan anak-anak, untuk mencari ‘mangsa’. Untuk itu menurut Desuyo, akun harus dibuat privat. Aplikasi ini juga bisa membuat anak ketagihan.
“TikTok berubah dengan cepat, meskipun aplikasi ini menawarkan hiburan anak-anak tapi juga bisa membuat mereka ketagihan. Setiap klip berdurasi 15 detik. Kami telah melihat bahwa anak-anak berusia 4 hingga 16 tahun menggunakan TikTok rata-rata 60 menit per hari, itu berarti 240 klip video dalam satu jam,” pesannya.
Pengawasan dari Orangtua
Jika memang anak sudah memiliki akun TikTok, pastikan video yang ditampilkan dan tarian sesuai dengan nilai dan norma. Tidak melewati batas, misalnya menampilkan bagian tubuh yang terbuka, menunjukkan lokasi rumah serta informasi pribadi dan keluarga.
“Bicarakan dengan anak tentang pentingnya apa yang mereka tampilkan di internet dan siapa yang dapat melihatnya,” kata Desuyo.
Ada beberapa hal yang penting diperhatikan jika anak memiliki TikTok. Pertama, atur privasi, hanya orang yang dikenal saja yang bisa melihat profil di TikTok. Kedua, tidak boleh membagikan informasi pribadi secara online. Lalu ketiga, tidak membuat dan berbagi konten yang tidak pantas.
Orangtua Wajib Follow Akun Media Sosial Anak
Media sosial kini jadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari pergaulan sosial. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram dan masih banyak lagi. Sebagai orangtua di generasi sekarang, kita tak boleh lengah dengan hal ini. Penting untuk memantau dan mengontrol serta mendidik anak menggunakan media sosial dengan bijak.
Caranya adalah dengan follow akun media sosial anak-anak. Lihat bagaimana postingan atau apa yang disukainya.
Hindari Anak dari Pengaruh Buruk
Hal ini juga dianjurkan oleh Vera Itabiliana, seorang psikolog keluarga. Ia meminta para orangtua juga memiliki media sosial dan follow akun anak-anaknya.
“Orangtua harus berteman di media sosial dengan anak. Tapi, jadi teman yang cool atau silent friend,” katanya di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa 30 Juli 2019.
Maksud dari ‘teman yang cool’ adalah orangtua sebaiknya hanya memantau anak lewat media sosial tanpa berinteraksi sama sekali. “Temanan tapi nge-like pun engga,” ungkap Vera.
Waspada Anak Punya ‘Second Account‘
Hal tersebut dilakukan agar anak tidak memiliki second account dan masih bisa dipantau kegiatannya di media sosial.
Jadi, orangtua pun disarankan untuk mengikuti akun yang juga diikuti anak. Bisa dengan akun sendiri atau akun lain. Sebenarnya yang lebih penting menurut Vera adalah, orangtua membuka diskusi dengan anak, terkait pengaruh media sosial ini
“Orangtua juga harus follow akun yang anak follow supaya anak bisa dihindari dari konten vulgar. Dengan follow akun anak, orangtua bisa diskusi kalau ada postingan aneh, menyimpang atau cyberbully,” tutupnya.
Sumber : http://dream.co.id
Discussion about this post